Cara Bertanam Padi Sawah . Padi sawah
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut
tanaman padi yang ditanam di sawah. Secara
umum berdasarkan tempat tumbuhnya, padi
terbagi dalam 3 kategori yaitu padi sawah,
padi pasang surut dan padi ladang (gogo).
Ketiga jenis padi ini mempunyai teknik
budidaya dan cara bertanam yang berbeda.
Kali ini, Kebun Q akan berbagi pengetahuan
tentang bagaimana cara menanam padi
sawah .
Seperti halnya cara bertanam tanaman
hortikultura lainnya, cara bertanam padi
sawah juga terbagi dalam beberapa tahap,
yaitu:
1. Tahap Pengolahan Tanah
Tahap pengolahan tanah pada budidaya padi
sawah meliputi 2 bagian penting, yaitu:
Persiapan lahan
Persiapan Irigasi
Persiapan lahan meliputi pembersihan jerami
padi atau sisa tanaman lain, pengemburan
tanah dan perbaikan pematang yang rusak.
Pemberian pupuk awal dan penyebaran kapur
pertanian jika di ketahui pH tanah dibawah
6,5. Pemberian pupuk awal biasanya dalam
bentuk pupuk kandang yang sudah
difermentasi sebanyak 4 ton/ha. Untuk
menggemburkan tanah dapat menggunakan
bajak dan garu.
Saluran irigasi juga perlu di persiapkan. Agar
saat proses penanaman air yang dibutuhkan
oleh tanaman terjamin. Pada saat penggaruan
saluran pembuangan air sebaiknya ditutup,
agar pupuk yang sudah diberikan tidak
hanyut.
2. Tahap Pembibitan
Pembibitan padi sawah harus dilakukan di
tempat persemaian. Pembuatan persemaian
adalah bagian paling penting dalam budidaya
padi sawah karena benih yang di hasilkan akan
menentukan pertumbuhan tanaman padi di
sawah. Lokasi untuk pembibitan harus di pilih
tanah yang subur dengan intensitas cahaya
matahari yang cukup. Pembuatan bedengan
persemaian tergantung pada luas lahan sawah
yang akan di tanami. Biasanya untuk 1 ha di
perlukan benih padi sebanyak 25 – 30 kg/ha.
Setiap bedengan berukuran lebar 1 m dan
panjang 4 m dengan ketinggian 20-30 cm
dapat menampung benih sebanyak 7 –8 kg.
Karena itu untuk 1 ha lahan sawah akan di
butuhkan 4 bedeng persemaian. Sebelum
benih di sebar sebaiknya lahan di berikan
pupuk NPK sebanyak 15-15-15 sebanyak 1
kg / bedeng. Dan untuk mencegah serangan
hama tikus, sebaiknya di sekeliling bedengan
di pasangi pagar dari plastik. Sebelum di
sebar, benih harus di rendam terlebih dahulu
selama satu malam. Hal ini berfungsi untuk
mempercepat perkecambahan benih.
3. Tahap Penanaman
Setelah mencapai umur 18 hari, benih telah
siap untuk di tanam di lahan sawah. Sebelum
di tanam, benih yang telah di cabut direndam
dalam larutan insektisida berbahan aktif
karbofuran dengan konsentrasi 1 gr/ liter
selama 2 jam. Pada waktu penanaman, kondisi
lahan tidak perlu tergenang air. Cukup sedikit
becek saja. Cara tanam dengan menggunakan
metode jajar legowo 2-1. Dengan jarak tanam
15 x 25 dan tanaman perlubang adalah cukup
1 rumpun. Cara tanam padi sawah
menggunakan metode ini memang terlihat
sedikit jarang, tapi nantinya akan sangat bagus
bagi perkembangan dan pertumbuhannya
karena ada ruang cukup untuk pengaturan air,
pemupukan dan optimasi cahaya matahari.
4. Tahap Pemeliharaan Tanaman Padi
sawah
Tahap pemeliharaan tanaman meliputi:
Penyulaman, dapat di lakukan
hingga padi berumur 2
minggu.
Penyiangan, di lakukan untuk
mengendalikan gulma atau
rumput liar serta pencabutan
tanaman padi yang tidak sehat
dan terserang penyakit.
Penyiangan biasanya di
lakukan 2 kali, yaitu sebelum
pemupukan ke dua dan ketiga
atau sesuai dengan kebutuhan.
Pengairan, pada budidaya padi
sawah, air merupakan
kebutuhan yang sangat vital.
Agar kondisi tanaman padi
terjaga dengan baik, maka
sebaiknya lahat berada dalam
kondisi cukup becek dengan
genangan air tidak lebih dari 1
cm dari permukaan tanah
sawah. Koadar air lahan harus
tetap terkontrol hingga 10 hari
menjelang panen.
Pemupukan susulan,
pemupukan susulan biasanya
di lakukan dalam 3 kali. Yaitu
saat padi berumur 7 hari
setelah tanam, 20 hst dan 35
hari setelah tanam. Masing-
masing menggunakan pupuk
NPK sebanyak 150 kg/ha dan
urea 50kg/ha pada pemupukan
susulan 1 dan 2, sedangkan
untuk pemupukanm ketiga
kosentrasi pupuk urea di
tambah menjadi 250 kg/ha.
Selaim pupuk primer, ada juga
pemberian pupuk daun
nitrogen yang di semprotkan
saat tanaman berusia 14 hari
dengan kosentrasi 2g/liter
serta pupuk daun phospat dan
kalium setelah tanaman
berumur 30 hst sebanyak 2 gr/
liter dan pada umur 45 hst
sebanyak 4 gr/liter.
5. Tahap Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit tanaman padi sawah
cukup beragam dan merepotkan. Jika tidak di
kendalikan dengan baik, bisa-bisa panen bisa
gagal. Tapi sebelum melakukan proses
pengendalian hama dan penyakit sebaiknya
mengenal dulu jenis-jenis hama dan
penyakit tanaman padi sawah , baru
kemudian memikirkan cara apa yang tepat
untuk mengendalikannya. Untuk lebih jelasnya
tentang tahap pengendalian hama dan
penyakit pada budidaya padi sawah silah baca
di SINI .
6. Tahap Panen
Padi sawah dapat di panen saat biji padi sudah
menguning malainya sekitar 95%. Sedangkan
jika penen menurut perkiraan umur
tergantung pada jenis benih padi yang di
tanam ada yang panen ketika padi berumur
kurang dari 100 hari, ada juga yang panen
setelah padi berumur lebih dari 100 hari.
Penentuan waktu panen yang tepat sangat
berpengaruh pada kualitas biji padi dan
butiran beras yang di hasilkan. Padi yang
terlalu muda akan menyebabkan persentase
biji kosong tinggi. Sedangkan panen terlalu tua
akan menyebabkan biji padipecah saat di gilir
atau hasil panen berkurang karena butir padi
mudah lepas dari malai.
Untuk mendapatkan kualitas gabah dan
butiran beras yang baik, selain waktu panen
yang tepat juga perlu di perhatikan bahwa
setelah padi dipotong dengan sabit, harus
segera di lakukan perontokan. Jika sampai
perontokan di tunda keesokan harinya, butir
beras biasanya tidak bagus lagi.
Sumber : kbunq.blogspot.com/2013/07/cara-menanam-padi-sawah-cara-bertanam.html?m=1