Berkembangnya restoran dan rumah makan yang menyajikan menu ayam
kampung mengakibatkan peternak kewalahan memenuhi pasokan. Bahkan
tingginya permintaan daging ayam kampung tidak bisa terlayani karena
budidaya ternak ayam jawa mengalami kendala.
Pertumbuhan ayam jawa cenderung lambat dengan bobot yang tidak maksimal. Untuk menghasilkan ayam siap potong paling tidak membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Untuk itulah teknologi ternak terbaru menghadirkan ayam jawa super. Ayam jawa super yang populer dengan nama ayam joper itu merupakan hasil persilangan ayam kampung berkualitas genetik tinggi dengan ayam broiler.
Salah satu peternak ayam jawa super ialah Hari Kurniawan (27). Sejak dua tahun terakhir, pemuda asal Desa Krakal RT 04 RW 04 Kecamatan Alian, Kebumen itu telah mengembangkan budidaya ayam joper. Menurutnya, budidaya ayam jawa super menjadi peluang bisnis yang makin menjanjikan. "Cara perawatan relatif lebih mudah, hanya butuh ketekunan dan ketelatenan," ujar Hari Kurniawan kepada Suara Merdeka, Minggu (9/6).
Dalam hal pertumbuhan, ayam jawa super memiliki sifat seperti ayam broiler yakni mengalami percepatan di awal pertumbuhan. Masa pemeliharaan relatif pendek. Pada umur 55-60 hari, ayam super itu sudah bisa dipanen dengan bobot sekitar 8-9 ons atau maksimal 1 kg per ekor.
"Yang istimewa, meski pertumbuhan yang cepat jenis ayam ini memiliki karakteristik daging dan bentuk ayam kampung," ujar lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal tersebut seraya menyebutkan dengan waktu yang pendek, tingkat kematian relatif kecil serta penghematan biaya pemeliharaan dan pakan.
Selama ini, Wawan panggilan akrabnya, mengambil Day Old Chick (DOC) atau anak ayam dari Yogyakarta. Adapun pemberian vaksin dilakukan dengan sistem 4/4 artinya sebelum empat hari dan sebelum empat minggu. Untuk pakan, setiap ekor ayam sampai dengan panen menghabiskan pakan sebanyak 1,7-2 kg fur.
Adapun kendala pembesaran ini, imbuh dia pada harga pakan yang terlalu mahal. Solusinya, Wawan memberikan asupan makan tambahan buatan sendiri yakni dengan bahan jagung giling, dicampur fur dengan prosentase 25 % per kantong atau satu kwintal fur dicampur dengan 25 kg jagung giling.
Dalam hal pemasaran, ayam jawa super tidak mengalami kesulitan karena permintaan pasar masih terbuka. Selama ini Wawan yang membudidayakan 500 ekor ayam memenuhi beberapa rumah makan dan restoran. Selain di Kebumen, penjualannya sampai ke Bandung, Tasikmalaya, Purwakarta, Ciamis dan sekitarnya. Sedangkan satu ekor ayam jawa super dijual minimal Rp 22.000 sampai dengan Rp 28.000 disesuaikan dengan bobot dan kondisi ayam.
Wawan mengatakan, di Kebumen saat ini sudah mulai ada sejumlah peternak mandiri ayam kampung super. Untuk itu dia ingin membentuk sebuah paguyuban para peternak mandiri ayam kampung super. Melalui paguyuban itu diharapkan peternak bisa mendapatkan bibit dan pakan yang lebih murah dan purna jual yang lebih tinggi. "Selama ini peternak berjalan sendiri-sendiri karena belum ada semacam paguyuban," tandasnya.
Sumber : ...Sorot Disini...
Pertumbuhan ayam jawa cenderung lambat dengan bobot yang tidak maksimal. Untuk menghasilkan ayam siap potong paling tidak membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Untuk itulah teknologi ternak terbaru menghadirkan ayam jawa super. Ayam jawa super yang populer dengan nama ayam joper itu merupakan hasil persilangan ayam kampung berkualitas genetik tinggi dengan ayam broiler.
Salah satu peternak ayam jawa super ialah Hari Kurniawan (27). Sejak dua tahun terakhir, pemuda asal Desa Krakal RT 04 RW 04 Kecamatan Alian, Kebumen itu telah mengembangkan budidaya ayam joper. Menurutnya, budidaya ayam jawa super menjadi peluang bisnis yang makin menjanjikan. "Cara perawatan relatif lebih mudah, hanya butuh ketekunan dan ketelatenan," ujar Hari Kurniawan kepada Suara Merdeka, Minggu (9/6).
Dalam hal pertumbuhan, ayam jawa super memiliki sifat seperti ayam broiler yakni mengalami percepatan di awal pertumbuhan. Masa pemeliharaan relatif pendek. Pada umur 55-60 hari, ayam super itu sudah bisa dipanen dengan bobot sekitar 8-9 ons atau maksimal 1 kg per ekor.
"Yang istimewa, meski pertumbuhan yang cepat jenis ayam ini memiliki karakteristik daging dan bentuk ayam kampung," ujar lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal tersebut seraya menyebutkan dengan waktu yang pendek, tingkat kematian relatif kecil serta penghematan biaya pemeliharaan dan pakan.
Selama ini, Wawan panggilan akrabnya, mengambil Day Old Chick (DOC) atau anak ayam dari Yogyakarta. Adapun pemberian vaksin dilakukan dengan sistem 4/4 artinya sebelum empat hari dan sebelum empat minggu. Untuk pakan, setiap ekor ayam sampai dengan panen menghabiskan pakan sebanyak 1,7-2 kg fur.
Adapun kendala pembesaran ini, imbuh dia pada harga pakan yang terlalu mahal. Solusinya, Wawan memberikan asupan makan tambahan buatan sendiri yakni dengan bahan jagung giling, dicampur fur dengan prosentase 25 % per kantong atau satu kwintal fur dicampur dengan 25 kg jagung giling.
Dalam hal pemasaran, ayam jawa super tidak mengalami kesulitan karena permintaan pasar masih terbuka. Selama ini Wawan yang membudidayakan 500 ekor ayam memenuhi beberapa rumah makan dan restoran. Selain di Kebumen, penjualannya sampai ke Bandung, Tasikmalaya, Purwakarta, Ciamis dan sekitarnya. Sedangkan satu ekor ayam jawa super dijual minimal Rp 22.000 sampai dengan Rp 28.000 disesuaikan dengan bobot dan kondisi ayam.
Wawan mengatakan, di Kebumen saat ini sudah mulai ada sejumlah peternak mandiri ayam kampung super. Untuk itu dia ingin membentuk sebuah paguyuban para peternak mandiri ayam kampung super. Melalui paguyuban itu diharapkan peternak bisa mendapatkan bibit dan pakan yang lebih murah dan purna jual yang lebih tinggi. "Selama ini peternak berjalan sendiri-sendiri karena belum ada semacam paguyuban," tandasnya.
Sumber : ...Sorot Disini...