ALT_IMG

Featured 1

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Batja Seoetoehnja...

ALT_IMG

Featured 2

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore..

Alt img

Featured 4

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore...

ALT_IMG

Featured 4

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore...

ALT_IMG

Featured 5

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat Readmore...

Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan

Hebatnya MOL Daun Pisang

5 komentar

Hebatnya Mol Daun Pisang - Salam tani ternak
budidaya !! Selamat siang bagaimana kabar
anda para Petani Idonesia ? semoga selalu
sehat dan selalu semangat. Masih melanjutkan
topik yang kemarin tentang MOL
(mikroorganisme lokal) kali ini admin blog
ini akan menginformasikan tentang MOL
bonggol pisang. Meskipun kelihatannya
bonggol pisang sangat sepele namun
sebetulnya jika difungsikan dapat luar biasa.
MOL bonggol bisang ini sebetulnya para
pembaca yang mau tahu lebih jauh tentang
MOL tersebut. Sebetulnya yang dapat dibuat
mol bukan hanya bonggol pisang saja namun
batangnyapun dapat dipakai buat MOL, namun
jika MOL batang pisang gunanya tidak sehebat
bonggol pisang. Dalam mol batang pisang
lebih banyak mengandung unsur hara P atau
phospat sehingga banyak digunakan sebagai
penambah nutrisi tanaman.
Jika begitu apa kandungan MOL bonggol
pisang ?
Menurut beberapa literatur yang maspary
baca dalam MOL bonggol pisang mengandung
Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dan Sitokinin.
Selain itu dalam mol bonggol pisang tersebut
juga mengandung 7 mikroorganisme yang
sangat berguna bagi tanaman yaitu :
Azospirillium, Azotobacter, Bacillus,
Aeromonas, Aspergillus, mikroba pelarut
phospat dan mikroba selulotik. Tidak hanya
itu MOL bonggol pisang juga tetap bisa
digunakan untuk dekomposer atau
mempercepat proses pengomposan. Hebat
bukan ?
* Bahan pembuatan MOL bonggol pisang :
- 1 kg bonggol pisang
- 2 ons gula merah
- 2 liter air beras.
* Cara membuat MOL bonggol pisang :
- Bonggol pisang dipotong-potong kecil lalu
ditumbuk-tumbuk
- Iris - iris gula merah lalu masukkan dalam
air cucian beras dan aduk-aduk sampai larut
- Campurkan air cucian beras yang sudah ada
gulanya ke dalam bonggol pisang.
- Masukkan dalam jerigen dan tutup rapat,
setiap 2 hari atau jika menggelembung buka
tutupnya.
- Dari pengalaman maspary setelah 15 hari
biasanya siap digunakan.
- Sekali lagi maspary mengajak rekan-rekan
Petani Indonesia untuk selalu memanfaatkan
bahan-bahan yang ada disekitar lingkungan
kita. Terutama bagi rekan-rekan Gerbang
Pertanian yang ingin menghemat usaha
taninya, atau rekan-rekan maspary yang
“maaf” tidak mempunyai banyak dana untuk
usahataninya. Coba kalau kita praktekkan dan
kita terapkan resep-resep MOL yang maspary
berikan beberapa waktu yang lalu, pasti bisa
sangat mengurangi biaya usaha kita. Paling
tidak bisa mengurangi biaya pembelian pupuk
kimia maupun pupuk organik cair ( POC).
Semoga resep sederhana tentang MOL bonggol
pisang tersebut dapat berguna buat Petani
Indonesia
Semoga bermanfaat.

Sumber : http://taniternakbudidaya.blogspot.com/2012/11/hebatnya-mol-daun-pisang.html?m=1

Batja Seoetoehnja... →

Starter Kompos dari Mikroorganisme Lokal

0 komentar
 
Bahan :
  1. Buah pisang, buah nanas, bawang merah, tempe
  2. Gula pasir / tetes tebu
  3. Air matang yang sudah dingin
  4. Terpal
Alat :
  1. Botol air mineral 1,5 liter + tutup sebanyak 4 buah
  2. Pisau
  3. Sendok teh
  4. Sendok makan
  5. Gembor 10 literan
Cara Pembuatan Starter ( 1 botol untuk 1 jenis bahan) :
  1. Buah pisang diiris tipis
  2. Irisan buah pisang dimasukkan ke dalam botol mineral 1/2 – 2/3 bagian
  3. Tambahkan air matang sampai hampir penuh
  4. Tambahkan gula pasir / tetes tebu 3-5 sendok teh
  5. Tutup rapat dan simpan selama 24 jam
  6. Setelah 24 jam, buka tutup botol, apabila keluar gas berarti mikroorganisme sudah tumbuh dan aktif
  7. Botol ditutup agak longgar, lalu diperam selama 5 – 7 hari
  8. Siap untuk diaplikasikan.
  9. Lakukan hal yang sama untuk bahan lain ( 1 botol untuk 1 jenis bahan ).
Cara Pembuatan kompos ( 4 botol starter untuk 200 kg bahan organik) :
  1. Keempat botol dituangkan ke dalam ember
  2. Tambahkan air bersih 15 – 20 liter, tambahkan gula pasir / tetes 10 sendok makan kemudian diaduk sampai rata
  3. Bahan organik disusun setebal 20 cm, siram dengan larutan starter
  4. Buat lapisan kedua dengan ketebalan 20 cm, siram dengan larutan starter
  5. Buat lapisan ke-3, ke-4, dan ke-5 seperti langkah di atas
  6. Tutup dengan terpal
  7. Hari ke-7 terpal dibuka, kemudian kompos diaduk, kemudian sore ditutup lagi
  8. Hari ke-14 terpal dibuka, kemudian kompos diaduk, kemudian sore ditutup lagi
  9. Hari ke-21 terpal dibuka, kemudian kompos diaduk, kemudian sore ditutup lagi
  10. Hari ke-28 kompos dibuka, diadul, diangin-anginkan, siap digunakan sebagai pupuk organik
  11. Selamat mencoba...

Sumber : ...Sorot Disini...
Batja Seoetoehnja... →

Mengenal Pupuk Tunggal dan Cara Pembuatannya

0 komentar

Pupuk tunggal adalah pupuk yang mengandung satu jenis zat makanan, seperti : Pupuk Nitrogen (N), Pupuk Fosfor(P) dan Pupuk Kalium (K).
A. Nitrogen (N)
Bentuk dan Fungsi Nitrogen (N)
Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, umumnya menjadi faktor pembatas pada tanah-tanah yang tidak di pupuk. bentuknya berupa asam amino,amida dan amin yang berfungsi sebagai kerangka ( building blocks ) dan senyawa antara ( intermediary compounds ). berupa protein, khlorofil, asam nukleat : protein atau ensim mengatur reaksi biokimia, Nitrogen merupakan bagian utuh dari struktur khlorofil, warna hijau pucat atau kekuningan disebabkan kekahatan Nitrogen, sebagai bahan dasar DNA dan RNA. 
Bentuk NH3 ( amoniak ) diserap oleh daun dari udara atau dilepas dari daun ke udara, jumlahnya tergantung kosentrasi di udara. sebagian besar Nitrogen di ambil akar dalam bentuk anorganik, jumlahnya tergantung kondisi tanah. di dalam unsur nitrogen dapat mengalami alih rupa sebagai berikut : mineralisasi, imobilisasi, nitrifikasi, polatirisasi, fiksasi nitrogen.
Pupuk Nitrogen ini, biasanya digunakan oleh petani bagi pertumbuhan tanaman sayur berjenis daun-daunan, seperti : bayam, kangkung, pakcoy, dan lain-lain.
Bahan dan peralatan dalam membuat pupuk Nitrogen ( N ) adalah : 
  1. Daun-daun hijau 5 kg
  2. Bio-starter 0,25 liter
  3. Wadah/ember 1 buah
  4. Air 5 liter 
  5. Gilingan daging
  6. Drum air 1 buah
  7. Plastik
  8. Tali plastik
  9. Batang kayu
Cara membuat pupuk Nitrogen
  • Daun-daunan sebanyak 5 kg digiling halus
  • Kemudian tempatkan dalam wadah/ember yang telah berisi air selanjutnya masukan Bio-starter 0,25 liter
  • Kemudian tutup rapat dan di simpan dalam tanah. biarkan selama 7 hingga 14 hari
  • Apabila 7 sampai 14 hari terjadi perubahan warna air kehijau-hijauan dan berbau menyengat serta terlihat kental airnya, maka bahan tersebut telah siap digunakan.
B. Fosfor (P)
Bentuk dan fungsi Fosfor (P) didalam jaringan tanaman fosfor dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif besar, sedikit lebih kecil dibawah Nitrogen dan Kalium, setara dengan S, Ca, dan Mg. unsur fosfor (P) sifatnya mobil dalam tanaman, mudah di pindahkan dari bagian daun yang mudah ke titik tumbuh.
Pengaruh penempatan pupuk : 
  • Disebar (surface applications) : mobilitas fosfor dalam tanah terbatas, fosfor akan bergerak ke akar dengan sangat lambat. 
  • Disebar dan dibenamkan (broadcast and incorporate) : fosfor diberikan pada zona perakaran, fosfor terbuka penuh terhadap permukaan tanah, potensi penyematan fosfor maksimal.
  • Larikan (band placement) : mengurangi kontak tanah dengan pupuk, penyematan lebih sedikit dibanding jika di sebar dan di benamkan, akar akan menembus zona fosfor.
  • Cara aplikasi terbaik : tergantung hasil uji tanah dan jenis tanah, larikan sangat penting pada tanah yang memiliki fosfor rendah dengan kapasitas penyematan yang tinggi, pada tanah yang memiliki fosfor tinggi atau tanah dengan kapasitas penyematan rendah aplikasi dengan cara di sebarkan dan di benamkan setiap 3-4 tahun cukup efektif.
Pupuk fosfor ini, biasanya digunakan oleh petani bagi pertumbuhan tanaman sayur jenis buah-buahan, seperti : tomat, cabe, terong dan lain-lain.
Bahan dan peralatan dalam pembuatan pupuk fosfor (P) adalah : 
  1. Batang pisang yang masih segar.
  2. Air 5 liter
  3. Plastik
  4. Ember 1 buah
  5. Batang kayu
  6. Tali plastik
Cara membuat pupuk fosfor (P) : 
  • Batang pohon pisang di potong-potong, dengan ukuran kurang lebih 3-5 cm.
  • Masukkan potongan batang pisang tersebut kedalam wadah yang telah berisi air. 
  • Selanjutnya tutup rapat wadah tersebut dan biarkan selama 7-14 hari.
  • Apabila setelah 14 hari, kondisi air berwarna kecoklatan dan berbau menyengat busuk pisang, maka bahan tersebut telah siap di pergunakan.
C. Kalium (K)
Bentuk dan fungsi Kalium dalam tanaman.
Unsur Kalium dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah hara Nitrogen. pada tanah yang subur kadar Kalium dalam jaringan hampir sama dengan Nitrogen. 
Fungsi utama Kalium adalah mengaktifkan ensim-ensim dan menjaga air sel. ensim ynag diaktifkan antara lain sentetispati pembuatan ATP, fotosentesis, reduksinetrat, translokasigula ke biji, buah, umbi atau akar. unsur Kalium sangat lincah dalam tubuh tanaman, mudah dipindahkan dari daun tua ke bagian titik tumbuh. 
Jika Kalium berlebihan tidak secara langsung meracuni tanaman. kadar Kalium dalam tanah yang tinggi dapat menghambat penyerapan kation yang lain ( antagonis ) dapat mengakibatkan kekahatan Mg da Ca. unsur Ca sangat tidak mobil dalam tanaman, alih tempat terbatas dari daun tua ke bagian yang sedang tumbuh, dapat menyebabkan kekurangan Ca dalam buah, umbi dan titik tumbuh akar dan batang, kekahatan Ca dapat saja terjadi pada tanah yang memiliki kadar Ca yang tinggi, terutama jika laju transpirasi nya rendah.
Pupuk Kalium ini, biasanya digunakan oleh petani bagi tumbuhan tanaman sayur jenis umbi-umbian, seperti : kacang tanah, wortel, lobak, dan lain-lain.
Bahan dan peralatan dalam pembuatan pupuk Kalium (K) adalah : 
  1. Jerami 1 kg
  2. Daun bambu 0,25 kg
  3. Sabut kelapa 5 kg
  4. Tali plastik
  5. Air 5 liter
  6. Plastik
  7. Ember
Cara pembuatan Kalium (K) 
  • Semua bahan dirajang, kecuali sabut kelapa.
  • Kemudian masukkan bahan-bahan tersebut kedalam wadah yang telah berisi air.
  • Selanjutnya tutup rapat wadah tersebut dan biarkan selama 7-14 hari.
  • Apabila setelah 7-14 hari kondisi air berwarna kehitaman dan berbau menyengat busuk, maka bahan tersebut telah siap dipergunakan. 
 Demikianlah uraian singkat tentang mengenal pupuk tunggal dan cara pembuatannya, Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua.
Batja Seoetoehnja... →

Membuat Media Persemaian

0 komentar
Persemaian adalah tempat untuk menumbuhkan benih atau biji menjadi bibit tanaman yang siap untuk dipindahkan ke lapangan. Ada banyak tanaman hortikultura yang dibudidayakan dengan melalui tahap penyemaian terlebih dahulu. Tujuannya untuk mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan. Baik itu melindunginya dari cuaca ataupun gangguan lainnya.
Tanaman yang memerlukan tahap penyemaian biasanya yang mempunyai siklus panen menengah hingga panjang dan memiliki benih yang kecil-kecil. Untuk tanaman dengan siklus panen cepat seperti bayam dan kangkung, tahap penyemaian menjadi kurang ekonomis. Sedangkan untuk tanaman yang memiliki biji besar, sebaiknya ditanam dengan ditugal. Tanaman yang berbiji besar relatif tahan terhadap kondisi lingkungan karena didalamnya telah terkandung zat yang berguna menopang awal pertumbuhan. Beberapa jenis hortikultura yang biasa disemaikan antara lain tomat, cabe, sawi, selada dan sebagainya.
Proses penyemaian memerlukan tempat dan perlakuan khusus yang berbeda dengan kondisi lapangan. Untuk itu diperlukan tempat persemaian yang terpisah dengan areal tanam. Tempat persemaian bisa dibuat permanen ataupun sementara. Media persemaian bisa berupa tray, tercetak, polybag atau bedengan biasa. Berikut ini tahapan-tahapan mempersiapkan media persemaian.

Menyiapkan media tanam

Hal pertama yang harus disiapkan adalah media tanam. Sebagai tempat benih/biji berkecambah media tanam ini harus terjamin dari segi ketersedian nutrisi, kelembaban dan struktur baik. Media persemaian yang alami terdiri dari campuran tanah dan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan hara tinggi. Selain itu ketersediaan air dalam media persemaian harus mencukupi atau tingkat kelembaban yang relatif lebih tinggi dari areal tanam biasa.
Tanah yang baik untuk media persemaian diambil dari bagian atas (top soil). Sebaiknya ambil tanah dengan kedalaman tidak lebih dari 5 cm. Tanah yang baik merupakan tanah hutan, atau tanah yang terdapat di bawah tanaman bambu. Tanah tersebut memiliki karakteristik yang baik, terdiri dari campuran lempung dan pasir. Lempung benrmanfaat sebagai perekat media tanam sedangkan pasir bermanfaat untuk memberikan porositas yang baik.
Untuk memperkaya kandungan hara bisa ditambahkan dengan pupuk organik. Bisa berupa pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Hal yang penting adalah haluskan pupuk tersebut dengan cara diayak. Struktur yang kasar tidak baik untuk pertumbuhan benih/biji yang baru berkecambah karena perakarannya masih terlalu lembut.
Campurkan bagian tanah dan pupuk organik dengan rasio 1:1. Atau bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Cirinya, setelah dicampurkan ditambah air teksturnya bisa solid (bisa dikepal tidak ambrol) namun tidak becek.
Membuat media persemaian untuk tanaman hortikultura
Berbagai bentuk media persemaian: (a) persemaian tray, (b) persemaian cetak, (c) persemaian polybag, (d) persemaian bedengan

Membuat media persemaian berbentuk tray/cetak/polybag

  • Campurkan tanah bagian atas (top soil) dengan pupuk organik dengan komposisi 1:1.
  • Untuk persemaian tray, masukkan campuran media tanam tersebut kedalam tray, padatkan namun jangan terlalu padat. Tray sudah siap untuk media tanam.
  • Untuk persemaian polybag, campurkan media tanam yang telah dibuat dengan arang sekam dengan komposisi 1:1. Ambil polybag ukuran X atau sesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Media persemaian polybag siap untuk ditanami.
  • Untuk persemaian cetak, siram campuran media tanam yang telah dibuat tersebut dengan air secukupnya. Air berfungsi untuk menyolidkan campuran agar mudah dibentuk dan tidak ambrol. Kemudian gunakan cetakan untuk membentuk adonan menjadi bentuk kotak-kotak kecil. Lubangi bagian atas kotak-kotak tersebut sedalam 1-2 cm untuk memasukkan benih. Media persemaian siap ditanami.

Membuat media persemaian berbentuk bedengan

  • Campurkan tanah bagian atas (top soil) dengan pupuk organik dengan komposisi 1:1.
  • Kemudian bentuk bedengan dan letakan campuran tadi diatas permukaan bedengan. Ketebalan campuran hendaknya 5-7 cm, ketebalan ini optimal untuk tanaman yang baru tumbuh.
  • Siram bedengan dengan air secukupnya dan tebarkan benih di atas bedengan tersebut.
  • Buat tiang penyangga atau bambu yang dilengkungkan, kemudian tutup bedengan dengan paranet.
  • Penutup bedengan bisa dibuat permanen dengan paranet, atau dibuat dengan sistem tutup buka dengan plastik bening. Sistem tutup buka berguna pada musim hujan agar tanaman tidak terkena kucuran air hujan secara langsung. Benih yang cocok disemaikan di persemaian tipe bedengan adalah sayuran daun bersiklus pendek seperti sawi, caisim, pakchoi, dll.

Sumber : ...Sorot Disini...
Batja Seoetoehnja... →

Bertanam Kacang Tanah Organik

0 komentar

Di Indonesia, kacang tanah merupakan
tanaman yang paling banyak ditanam setelah
padi, jagung dan kacang kedelai. Budidaya
kacang tanah (Arachis hypogaea) biasanya
diaplikasikan sebagai tanaman sela ataupun
tumpang sari. Seperti tanaman leguminosa
lainnya, kacang tanah sering digunakan petani
untuk memperbaiki kandungan nitrogen dalam
tanah. Tanaman ini memiliki bintil akar tempat
hidup bakteri rhizobium yang bisa mengikat
nitrogen dari udara.
Budidaya kacang tanah cocok di daerah dengan
curah hujan sedang. Curah hujan yang terlalu
tinggi menyebabkan bunga sulit diserbuki dan
zona perakaran terlalu lembab sehingga
menyuburkan pertumbuhan jamur dan
penyakit yang menyerang buah. Penyinaran
matahari penuh dibutuhkan saat perkembangan
daun dan pembesaran buah. Budidaya kacang
tanah idealnya berada di ketinggian 50-500
meter dari permukaan laut. Namun, tanaman
ini bisa beradaptasi hingga ketinggian 1500
meter.
Budidaya kacang tanah efektif dilakukan pada
tanah gembur dengan kandungan unsur hara
kalsium (Ca), nitrogen (N), kalium (K) dan
pospat (P) yang cukup. Derajat kesaman (pH)
ideal bagi tumbuhan ini sekitar 5-6,3. Tanah
gembur dengan struktur yang ringan sangat
baik untuk perkembangan ginofor, bakal buah
yang tumbuh memanjang ke dalam tanah.
Unsur Ca sangat dibutuhkan tanaman kacang
tanah pada fase generatif. Ketersediaan unsur
ini sangat berpengaruh pada produktivitas
tanaman dalam menghasilkan kacang. Dalam
metode pertanian organik, unsur Ca bisa
dipenuhi dari penambahan kapur pertanian
atau dolomit saat pengolahan lahan. Pada
lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau
lahan basah, keperluan untuk menambahkan
kapur lebih tinggi dibanding lahan kering ber-
pH netral.
Perlu dicatat juga, meskipun tanaman kacang
tanah mempunyai bintil akar tempat bakteri
Rhizobium berkembang, tanaman ini tetap
membutuhkan unsur N terutama di awal
tanam. Selanjutnya, bakteri Rhizobium bisa
menyediakan unsur N hingga 75-85% dari
kebutuhan.
Pemilihan benih kacang tanah
Benih kacang tanah didapatkan dari kacang
yang dibiarkan sampai tua, kira-kira 100 hari.
Buah yang siap dijadikan benih warnanya
kehitaman dan apabila dibuka tidak memiliki
selaput pada bagian dalam cangkang. Setelah
benih dipanen, sortasi terlebih dahulu
kemudian jemur selama 4-5 hari. Untuk
menjaga kualitasnya, benih kacang tanah
sebaiknya disimpan selama 3-6 bulan saja.
Cangkang kacang sebaiknya tidak dikupas
selama masa penyimpanan. Buka cangkang
hanya apabila benih akan digunakan. Benih
yang paling baik untuk ditanam adalah benih
yang baru.
Pengolahan tanah dalam budidaya
kacang tanah organik
Untuk mendapat hasil maksimal, tanah tempat
budidaya kacang tanah harus digemburkan
terlebih dahulu dengan dibajak hingga menjadi
butiran halus. Kemudian tambahkan kapur
sebanyak 2 ton per hektar. Campurkan secara
merata dengan tanah yang telah dibajak,
diamkan selama 2 hari.
Gunakan pupuk kandang yang telah matang
atau pupuk kompos sebagai pupuk dasar.
Apabila tersedia, gunakan campuran pupuk
kandang dari kotoran ayam dengan kotoran
kambing atau sapi. Campurkan dengan tanah
secara merata. Budidaya kacang tanah bisa
dilakukan dengan bedengan atau tanpa
bedengan. Bedengan diperlukan apabila lahan
yang digunakan rawan tergenang air. Drainase
yang baik diperlukan untuk menjaga kesehatan
tanaman.
Penanaman kacang tanah dilakukan dengan
cara ditugal dengan jarak tanam 25×25 cm. Isi
setiap lubang dengan satu butir benih.
Diperlukan sekitar 50 kg benih untuk satu
hektar luasan tanam. Setelah benih ditanam,
siram setiap pagi dan sore. Kacang tanah akan
berkecambah setelah 4-7 hari.
Perawatan dan pemupukan
Kacang tanah sudah tumbuh serempak setelah
satu minggu dan mulai berbunga pada umur 20
hari dan berlanjut hingga umur 75 hari. Hanya
bunga yang keluar diatas umur 30 hari yang
akan menjadi polong. Setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan, akan tumbuh
ginofor atau bakan buah pada hari ke-3 sampai
ke-4. Kemudian ginofor tersebut akan menuju
dan menembus tanah untuk membentuk
polong.
Perawatan yang diperlukan pada saat tanaman
berbunga antara lain, pemberian pupuk
tambahan. Sebaiknya tambahkan pupuk yang
banyak mengandung posfor, supaya buahnya
bagus dan banyak. Selain itu, lakukan
penyiangan dan pembubunan tanah sehingga
menutupi akar, batang dan daun bagian
bawahnya. Hal ini bertujuan untuk
memperbanyak biji.
Beberapa hama yang biasanya menyerang
tanaman kacang tanah antara lain uret
(pemakan akar), ulat penggulung daun, ulat
grayak, dan ulat jengkal. Sedangkan, jenis
penyakit yang sering dijumpai adalah penyakit
layu, sapu setan, bercak daun, gapong,
sklerotium, dan penyakit karat. Pengendalian
hama dan penyakit tersebut adalah dengan
melakukan olah tanah dengan baik, penggunaan
pupuk kandang yang sudah matang, menanam
serempak, penyiangan intensif, bersihkan
gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman.
Tanaman berpenyakit dicabut, dibuang dan
dimusnahkan, sanitasi lingkungan dan
menanam varietas tanaman yang tahan
penyakit.
Panen budidaya kacang tanah
Kacang tanah dipanen pada umur 90 hari
setelah tanam. Ciri-ciri fisik kacang tanah siap
panen antara lain batangnya mengeras, daun
mulai menguning dan berguguran. Selain itu
kita juga bisa mengambil sampling dan
memeriksa secara langsung apakah bijinya
sudah terisi penuh atau tidak.

Sumber : http://www.alamtani.com/budidaya-kacang-tanah-organik.html

Batja Seoetoehnja... →

Bertanam Bawang Daun

0 komentar
Muncang banyak ditanaman dan dibudidayakan dengan pola tanam tumpang sari. Sistem tumpang sari yang sekarang banyak ditanam adalah dengan tanaman sawi, cabe, wortel dan sayuran daun lain. Sebenarnya budi daya tanaman daun bawang relatif sangat mudah. yang lebih menggembirakan adalah hasil dari panennya sangat mudah untuk dipasarkan dan bahkan para tengkulak akan datang untuk survey dan bahkan akan langsung bayar di tempat untuk melakukan pembayaran secara tunai, dengan harga jual yang relatif stabil dan menguntungkan. Berminat untuk mencoba, baca dulu ulasan berikut ini !

Tips untuk memulai usaha
1. Pilihlah lahan yang sesuai untuk penanaman bawang daun. Disini tanah yang paling cocok untuk tanaman daun bawang adalah yang banyak mengandung humus. Sebaiknya dilakukan 15-30 hari sebelum tanam.
2. Selanjutnya, buatlah persemaian. Caranya, olah tanah, lalu tanam biji atau anak tunas sebagai bibit. Untuk 1 ha lahan, dibutuhkan bibit (tunas) sebanyak 200.000 anakan atau 1,5-2 kg biji.
Disarankan untuk hasil yang terbaik hendaknya lebih baik menggunakan bibit yang dari tunas atau anakan bukan dari persemaian, karena disamping waktunya lama, belum tentu hasil dari persemaiana tadi akan mengahsilkan bibit yang berkualitas.
3. Siapkan lahan untuk penanaman. Caranya, cangkul tanah sedalam 30-40 cm, kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Buat bedengan selebar 0,6-1 m. Buat parit dengan lebar 20-30 cm di antara bedengan. Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm. 
4. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm.
5. Pindahkan bibit ke lahan penanaman setelah berumur 2 bulan (tingginya 10-15 cm).
6. Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret). Kendala Budidaya Bawang Daun Jenis Tanaman daun bawang ini mudah terserang hama dan penyakit, terutama pada musim hujan.


Berikut beberapa jenis hama dan penyakit yang umum menyerang tanaman bawang daun ini, yakni :
- Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.) Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan pengendalian kimia dengan Hostathion 40 EC, Orthene 75 SP, Cascade 50 EC atau dengan perangkap ngengat. 
- Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp) Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan fungisida Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 SP.
- Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.) Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP. 
- Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.) Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman dan fungisida Dithane M-45 atau Daconil 75 WP. 
Strategi Budidaya Bawang Daun



- Pastikan lahan sudah diolah sebelum ditanami sehingga unsur hara yang diperlukan tanaman bawang daun tercukupi.
- Lakukan upaya pengendalian penyakit sedini mungkin, antara lain dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida sesuai anjuran.
- Setelah tanaman bawang daun berumur 3-4 minggu, berikan pupuk urea sebanyak 3 g untuk setiap tanaman. 
- Lakukan panen bawang daun setelah berumur 2,5 bulan sejak ditanam atau sekitar 4 bulan dari biji disemai. Tanaman yang baik dapat menghasilkan 10 ton/ha bawang daun.
- Sebelum kanopi tanaman utama saling menutup, bawang daun harus sudah dipanen. 
- Gali informasi dan pengetahuan mengenai budidaya bawang daun melalui berbagai media seperti buku, majalah, pertemuan-pertemuan yang berkaitan dengan kegiatan pertanian dan perkebunan dsb.

Sumber : ...Sorot Disini...
Batja Seoetoehnja... →

Bertanam Seledri

0 komentar
Seledri (Apium graveolens L. Dulce) termasuk dalam famili Umbelliferae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk penyedap dan penghias hidangan. Biji seledri juga digunakan sebagai bumbu dan penyedap dan ekstrak minyak bijinya berkhasiat sebagai obat. Apiin (apigenin 7– apiosilglukosida) adalah glukosida penghasil aroma daun seledri dan umbi celeriac. Tanaman seledri dapat dibagi menjadi seledri tangkai, seledri umbi dan seledri daun.

PERSYARATAN TUMBUH
Seledri merupakan tanaman yang sangat tergantung pada lingkungan. Untuk dapat memperoleh kualitas dan hasil yang tinggi, seledri membutuhkan temperatur berkisar antara 16–210C. Tanah yang baik untuk pertumbuhan seledri adalah yang mampu menahan air, berdrainase baik dan pH tanah berkisar antara 5,8–6,7. Karena memiliki sistem perakaran dangkal, seledri menghendaki air yang selalu tersedia. Irigasi tetes merupakan cara penggunaan air yang efisien dan hemat, serta dapat meningkatkan efisiensi penggunaan nitrogen.

BUDIDAYA TANAMAN
1. Pesemaian
Benih seledri disemai dulu di persemaian. Perkecambahan seledri berlangsung sangat lambat dan memerlukan waktu antara 7–12 hari. Benih seledri ditanam dangkal untuk mempercepat pertumbuhan kecambah. Setelah tanaman berumur 2 bulan, tanaman seledri bisa dipindahkan ke lapangan. Keuntungan persemaian adalah kondisi tanaman lebih sempurna, jarak tanam yang seragam, dapat mengurangi masukan input produksi seperti pemupukan, irigasi, dan pengendalian OPT serta gulma.

2. Pengolahan Lahan
Tanah dicangkul sampai gembur kemudian dibuat lubang-lubang tanam dengan jarak tanam 50-70 cm (antar barisan) x 12-20 cm (dalam barisan). Jumlah seledri di lapangan umumnya berkisar antara 50 ribu-100 ribu tanaman per hektar. Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukan pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha, dan diaplikasikan 3-4 minggu sebelum tanam.

3. Pemupukan
Seledri membutuhkan zat hara dalam jumlah banyak, khususnya nitrogen, yang diperlukan untuk produksi biomassa yang besar. Karena itu untuk produksi seledri diperlukan tanah yang sangat subur. Untuk budidaya seledri diperlukan pupuk kandang sebanyak 20–30 ton/ha ditambah dengan N 300 kg, P 75 kg dan K 250 kg per hektar.

4. Pemeliharaan
Gulma harus segera ditangani pada seledri yang ditanam dengan cara benih langsung karena pertumbuhan kecambahnya sangat lambat, sehingga kadang pertumbuhan awalnya tidak mampu bersaing dengan gulma.

5. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT yang menyerang tanaman seledri antara lain lalat pengorok daun, bercak daun bakteri, busuk lunak bakteri, penyakit fusarium, penyakit hawar serkospora, rebah kecambah, busuk akar, dan berbagai macam virus. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Apabila diperlukan pestisida, gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan dosis yang sesuai petunjuk.

6. Panen dan Pascapanen
Tanaman seledri yang di tanam secara langsung tanpa melalui pesemaian dapat dipanen pada umur 160–180 hari, sedangkan seledri yang ditanam dari persemaian biasanya di panen pada umur 90–125 hari. Tanaman seledri biasanya dipanen ketika sebagian besar tanaman dianggap telah mencapai fase layak jual, tetapi ukuran yang agak beragam tidak dapat dihindari. Penundaan panen dapat menyebabkan sebagian tanaman menjadi bergabus, sedangkan panen yang terlalu dini berakibat sedikitnya tangkai daun yang berukuran besar. Panen dilakukan dengan cara dicabut. Seledri daun memiliki musim tanam yang lebih pendek, dan panen dapat dilakukan berulang kali jika daun dipotong cukup tinggi di atas permukaan tanah untuk memungkinkan pertumbuhan kembali daun baru. Produksi seledri dapat mencapai 40–70 ton/ha

Sumber : ...Sorot Disini...
Batja Seoetoehnja... →

Bertanam Rimbang/Takokak (Sunda)

0 komentar
Rimbang (Solanum Torvum Swartz). Di Jawa Barat tanaman ini dikenal sebagai Leunca. Sedangkan di daerah lain rimbang disebut dengan takokak. Takokak adalah tanaman yang berumur panjang ( sampai bertahun- tahun) dan berbentuk semak takokak ini tahan sekali terhadap penyakit layu tidak seperti Solanaceae lain yang peka terhadap. Itulah sebabnya takokak sering dipergunakan sebagai batang bawah dalam penyambungan.

2. Taksonomi Tanaman
- Nama Latin : Salanum ferrogium Jacq.
- Nama Daerah : Cepoka, Cokowana, Pokak atau Terong pipit.
- Bangsa : Solanales
- Suku : Solanaceae
- Marga : Solanum
- Jenis : Solanum torvum Swartz.

3. Manfaat Tanaman
- Buah rimbang mengandung vitamin A disamping itu Kandungan vitamin C-nya juga cukup
tinggi.
- Berguna dalam pengobatan Alternatif Herbal, Pinggang kaku, Bengkak terpukul, sakit
lambung,tidak datang bulan, Jantung berdebar.

4. Syarat Tumbuh
- Rimbang dapat ditanam dimana saja baik dataran rendah maupun dataran tinggi.
- Waktu bertanam yang baik untuk rimbang adalah pada awal musim kemarau ( akhir musim
hujan), akan tetapi dapat pula ditanam pada musim hujan.

5. Budidaya Rimbang 
- Biji disemai terlebih dahulu seperti tomat
- Setelah bibit mencapai 10 cm tingginya (berumur 1,5 bulan) dipindahkan ke kebun yang telah
di siapkan
- Jarak tanam 70 x 80 cm
- Pemupukan dengan pupuk kandang hanya dilakukan apabila tanahnya kurus dan pemupukan
dengan pupuk buatan jarang dilakukan bila tanahnya tandus, dapat diberikan 40 kg ZA , 80 kg
DS.

- Perawatan
Perawatan tanaman tidak pernah dilakukan kecuali membersihkan rumput-rumput yang mungkin ada.

6. Hama dan Penyakit Tanaman
Takokak termasuk tanaman semak bisa bersarang dan mengganggu rimbang.

7. Panen 
- Buah pertama dipetik setelah tanaman berumur 3 bulan dari waktu menyebar.
- Buah yang dipetik biasanya buah yang hampir tua
- Rimbang menghasilkan lebih dari 2 kg tiap pohon dalam 1 tahun

8. Pasca Panen 
- Diolah menjadi sayur dengan tauco atau cabe hijau.
- Dilalap mentah atau tidak dilalap masak.


Sumber : ...Sorot Disini...
Batja Seoetoehnja... →

Bertanam Sawi

0 komentar

 A. JENIS-JENIS SAWI.

Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monumen.
Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasae dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.

B. KLASIFIKASI BOTANI.

Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
Genus : Brassica.
Spesies : Brassica Juncea.

SYARAT TUMBUH

Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.

BUDIDAYA TANAMAN SAWI

Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman.
Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.

A. BENIH.

Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

B. PENGOLAHAN TANAH.

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.
Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).

C. PEMBIBITAN.

Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.
Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

D. PENANAMAN.

Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.

E. PEMELIHARAAN.

Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.

PENANAMAN VERTIKULTUR

Langkah – angkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :

1. Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.
2. Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata.
3. Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm.
4. Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.
5. Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.

PENANAMAN HIDROPONIK.

Langkah-langkah penanaman secara hidroponik adalah sebagai berikut :

1. Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus yang disterilkan setebal 3 – 4 cm. Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir setebal 0,5 cm.
2. Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu0, bibit dicabut dengan hati-hati, selanjutnya bagian akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar yang terlalu panjang dapat digunting.
3. Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm, selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah steril setebal 20 cm.
4. Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi bagian akar bibit dengan media hingga melewati leher akar, usahakan posisi bibit tegak lurus dengan media.
5. Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian dilakukan dengan sistem drip irigation atau sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara hingga tumbuh besar.

HAMA DAN PENYAKIT

A. HAMA.

1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm).

B. PENYAKIT.

1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping off).
6. Busuk daun.
7. busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaik.

PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN.

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.

Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penympanan.
5. Pengolahan.

Sumber : ...Sorot Disini...
Batja Seoetoehnja... →

Bertanam Bawang Putih

0 komentar

Budidaya, bawang, putih, cara, menanam,
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar budidaya bawang putih dapat berhasil dengan maksimal. Tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan diantaranya, yaitu : waktu tanam, bibit yang akan di tanam, pengolahan tanah, teknik menanam, dan pemeliharaan tanaman.

Waktu tanam

Waktu tanam bawang putih sebaiknya dilakukan pada saat menjelang musim kemarau tiba, walaupun bawang putih memerlukan air yang banyak dalam kelangsungan hidupnya, namun kondisi tanah yang terlalu becek kurang baik bagi perkembangan bawang putih.

Maka diusahakan penanaman bawang putih sebaiknya pada bulan April sampai Juni, dimana bulan-nulan tersebut sudah memasuki musim kemarau.

Pemilihan bibit yang akan ditanam

Pemilihan bibit yang berkualitas sangat penting, karena hasil dari bibit yang berkualitas akan memberikan hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas biasanya para petani bawang putih memilih dua cara.

Pertaman, dengan cara membeli bibit, dengan cara ini pemilihan bibit cukup efektif dari segi waktu tidak harus menanam bibit sendiri yang membutuhkan waktu. Jika membeli bibit yang perlu diperhatikan adalah  ukuran umbinya, pilihlah ukuran umbi yang kecil atau yang sedang, selain harganya relative lebih murah penanganannya pun lebih mudah. Dan satu hal yang perlu diperhatikan dalam membeli bibit yaitu pilih yang sudah bersertifikat karena kualitasnya terjamin.

Kedua, dengan bibit sendiri, pada pilihan kedua ini yang perlu diperhatikan adalah pilih bibit yang berasal dari pertumbuhan tidak cacat, sehat, normal, dan bebas penyakit.

Untuk bibit sendiri, sebaiknya gunakan tempat khusus untuk menanam, jangan sampai tercampur dengan tanaman yang akan dikonsumsi. Jarak yang ideal untuk bibit ini yaitu 10cm x 10cm. dengan jarak tanam tersebut akan menghasilkan umbi bawang putih berukuran sedang yang lebih tinggi  dan berjumlah lebih banyak.

Kebutuhan bibit untuk budidaya bawang putih tergantung luas area, ukuran bibit, dan jarak tanam. Jika jarak tanam yang dibuat antara 10-15cm, maka bibit yang dibutuhkan ±600.000 buah suing setiap hectare. Jika setiap suing beratnya 3 gram, bibit yang dibutuhkan sekitar 1.350-1.400 kg bawang putih setiap hectare.

Pengolahan tanah

Untuk mendapatkan hasil yang baik, pengolahan tanah yang akan ditanami bawang putih sangat penting supaya bawang yang ditanam tumbuh dengan subur. Pengolahan tanah yang harus dilakukan, meliputi penggemburan tanah, pembuatan bedengan, pengapuran tanah, terutaman untuk tanah yang bersifat asam, dan pemberian pupuk dasar.

Penggemburan tanah. Tanaman bawang putih akan dapat tumbuh dengan baik apabila tanahnya gembur. Penggemburan bisa dilakukan dengan cangkul, bajak, atau traktor. Setelah itu siap dibuat bedengan-bedengan.

Pembuatan bedengan. Hal pertama yang harus dilakuakn untuk pembuatan bedengan ialah dengan menggali tanah untuk parit atau saluran air. Ukuran dan kedalaman saluran sekitar 40 cm. tanah galian dari parit, disimpan di kiri kanan parit, dan digunakan untuk membuat bedengan. Panjang bedengan biasanya sekitar 300 m dengan lebar 80 cm dan tinggi 15-30 cm.
  •  Pengapuran
Pengapuran dilakukan bagi tanah yang sifat keasamannya cukup tinggi. Untuk memastikan apakah tanah perlu ditambah kapur atau tidak, perlu dilakukan pengukuran keasaman tanah dengan alat pHmeter.

Kapur yang dipakai adalah kapur karbonat, kapur yang berasal dari batu kapur yang langsung digiling tanpa melalui proses pembakaran. Waktu yang baik untuk pengapuran tanah dilakukan 2-4 minggu sebelum dilakukan penanaman. Dan pemberian kapur sebaiknya dilakukan pada saat tidak terjadi hujan.
  •  Pemberian pupuk dasar
Sebelum dilkaukan penanaman perlu dilkakukan pemupukan terlebih dahulu, pemupukan dasar ini dilakukan sebelum dilakukan penanaman sekitar seminggu sebelum ditanami.

Teknik menanam

Cara menanam bawang putih, umbi bawang putih yang akan ditanam terlebih dahulu dipipil atau dipecah, untuk mempermudahnya umbi dijemur selama beberapa jam. Sebelum ditanami bedengan dibasahi terlebih dahulu, kemudian bibit yang berupa suing ditanam dilubang yang telah dipersiapkan. Lubang tanam jangan terlalu dalam supaya suing tidak terbenam semuanya, kedalaman suing yang ditanam sekitar 3-4 cm, agar tidak mudah busuk dan tidak mudah rebah.

Posisi suing harus tegak lurus dan ujung suing menghadap ke atas, kalau terbalik tanaman akan tumbuh tidak sempurna. Setelah selesai penanaman kemudia permukaan tanah ditutupi dengan jerami untuk menjaga kondisi permukaan tanah.

Pemeliharaan tanah
  •     Penyiraman
  •     Penyiangan danpenggemburan tanah
  •     Pemupukan
  •     Pengendalian hama dan penyakit

Sumber : ...Sorot Disini...
Batja Seoetoehnja... →

Labels