Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar
dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri
dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat
adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat
525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut). (http://www.e-smartschool.com/)
setiap memproduksi serat sabut sebanyak 1 ton bersamaan dengan itu dihasilkan
1,8 cocopeat
Sabut kelapa merupakan bagian terluar buah kelapa
yang membungkus tempurung kelapa. Ketebalan sabut kelapa berkisar 5-6 cm yang
terdiri atas lapisan terluar (exocarpium) dan lapisan dalam (endocarpium).
Endocarpium mengandung serat-serat halus yang dapat digunakan sebagai bahan
pembuat tali, karung, pulp, karpet, sikat, keset, isolator panas dan suara,
filter, bahan pengisi jok kursi/mobil dan papan hardboard. Satu butir buah
kelapa menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30% serat. Komposisi kimia sabut
kelapa terdiri atas selulosa, lignin, pyroligneous acid, gas, arang, ter,
tannin, dan potasium (Rindengan et al., 1995)
Pemanfaatan sabut kelapa yang tidak kalah menarik
adalah sebagai coco peat yaitu sabut kelapa yang diolah menjadi butiran-butiran
gabus sabut kelapa. Coco peat dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk
serta dapat menetralkan keasaman tanah. Karena sifat tersebut, sehingga coco
peat dapat digunakan sebagai media yang baik untuk pertumbuhan tanaman
hortikultura dan media tanaman rumah kaca
Cocopeat adalah media tanam
yang dibuat dari sabut kelapa. Oleh karena itu, paling mudah ditemukan di
negara-negara tropis dan kepulauan, seperti Indonesia.
Cocopeat diperkirakan akan menjadi alternatif
dunia bagi peningkatan kesuburan tanah, sebab bila dicampurkan dengan tanah
berpasir hasil tanam pun menabjubkan. Hanya saja unsur hara tanah tidak
tersedia dalam cocopeat untuk itu pupuk masih sangat dibutuhkan. Cocok buat
pembibitan, perkebunan, pertanian bahkan untuk tanaman anthurium. Kelebihan
sekam dan serbuk gergaji meningkatkan sirkulasi udara dan sinar matahari ada
pada cocopeat, tapi kelemahanan sekam dan serbuk gergaji bersifat panas dan
bertahan hanya 6 bulan saja berbeda dengan cocopeat yang netral dan tahan lama.
Kekurangan cocopeat adalah banyak mengandung zat
Tanin. Zat Tanin diketahui sebagai zat yang menghambat pertumbuhan tanaman.
Untuk menghilangkan zat Tanin yang berlebihan, maka bisa dilakukan dengan cara
merendam cocopeat di dalam air bersih selama beberapa jam, lalu diaduk sampai
air berbusa putih. Selanjutnya buang air dan diganti dengan air bersih yang
baru. Demikian dilakukan beberapa kali sampai busa tidak keluar lagi
Sebagai penutup: Cocopeat merupakan serabut
kelapa yang sudah disterilisasi . Cocopeat bersifat menyimpan air. Dengan
menggunakan cocopeat penyiraman dapat dilakukan dengan lebih jarang. Penyiraman
dilakukan setelah media kering.Perlakuan cocopeat sebelum digunakan sebagai
media tanam untuk anggrek.Serabut kelapa mengandung zat tanin, atau zat anti
gizi. Adanya zat tanin ditandai dengan keluarnya warna merah bata saat serabut
kelapa direndam dalam air. Sebelum digunakan rendam selama sehari atau direbus
terlebih dahulu sampai warna merah yang keluar benar-benar berkurang http://iswaraorchid.wordpress.com/
Cocopeat (Serbuk Sabu Kelapa) Balok Ukuran skala
rumah tangga Cocopeat adalah serbuk halus sabut kelapa yang dihasilkan dari
proses penghancuran sabut kelapa. Dalam proses penghancuran sabut dihasilkan
serat yang lebih dikenal fiber, serta serbuk halus sabut yang dikenal cocopeat.
Serbuk tersebut sangat bagus digunakan sebagai media tanam karena dapat
menyerap air dan menggemburkan tanah. Selain itu cocopea juga bias digunakan
sebagai media ternak cacing, bahan baku panel untuk furniture, dan bahan baker
pembuatan batu bata.
Cara Membuat Cocokpeat :
Cara Membuat Cocokpeat :
Bahan : Serbuk Sabut Kelapa 5,5 kg.
Alat :
• Mesin Pengayak
• Mesin Pengepres
Cara Membuatnya :
Terlebih dahulu jemur bahan baku yang masih
berupa serbuk sabut kelapa mentah selama 1 hari atau sampai kadar air dibawah
15%. Karena tanpa alat ukuran kelembaban (Hydrometer), maka bias dipastikan
secara manual, misalnya sekian cocopeat yang ditempatkan dalam suatu wadah,
jika bobotnya lebih dari 1 kg, maka dopastikan belum mencapai kadar air dibawah
15%.
Jika kadar air serbuk sudah dibawah angka 15%,
lanjutkan dengan tahap pengayakan. Hasil pengayakan disebut dengan “dust”.
Sisa pengayakan berupa serbuk kasar dipisahkan
dari yang halus “dust” dan bias langsung dijual untuk bahan baker pembuatan
batu bata atau papan serbuk.
Dust kemudian di press dengan mesin pengepress.
Jadilah cocopeat balok. Kemas dengan plastic
transparan dan karung. Cocopeat balok siap dijual.