Budidaya Magot

0 komentar
 
I.                  METODOLOGI
1.1 Alat dan Bahan
Alat-alatyang dipakai pada praktikum ini adalah ember, trash bag, serokan, golok, paku,palu dan  kayu penyangga. Bahan-bahanyang digunakan adalah tepung pollard, palm kernel meal, ampas kelapa, ampastahu, tepung dedak, campuran 4 bahan kecuali bungkil kelapa dan daun pisang.
1.2 ProsedurKerja
            Media yang akan digunakan, disiapkan dan ditimbang sebanyak 1 kg. Media diletakkan di dalam ember dan dicampurdengan air sebanyak 2 liter. Campuran tersebut diaduk dan diletakkan di tempatterbuka, tetapi ditutup dengan trash bag agar terlindung dari hujan. Mediadidiamkan selama 4 minggu dan dicek setiap 4 hari sekali. Maggot dipanen setelah4 minggu dan dihitung biomassanya.
 
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1Hasil
            Berdasarkanpraktikum budidaya maggot  yang dilkukanmaka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil pengamatan budidaya maggotdengan berbagai perlakuan media
Kelompok
Perlakuan
Biomassa (gram)
Keterangan
1
Tepung Pollard
370
-
2
Tepung Pollard
500
-
3
Tepung Pollard
500
-
4
Palm Kernel Meal
30
-
5
Palm Kernel Meal
50
-
6
Palm Kernel Meal
25
-
7
Bungkil Kelapa
-
Kadar air terlalu tinggi
8
Bungkil Kelapa
-
Kadar air terlalu tinggi
9
Bungkil Kelapa
20
-
10
Ampas Tahu
140
-
11
Ampas Tahu
20
-
12
Ampas Tahu
12
-
13
Dedak
280
-
14
Dedak
580
-
15
Pollard+PKM+Bungkil Kedelai+Dedak
250
-
16
Pollard+PKM+Bungkil Kedelai+Dedak
300
-

            Berdasarkantabel 1. dapat dijelaskan bahwa biomassa maggot yang paling banyak dihasilkanoleh media dedak kelompok 14 sebesar 580 gram dan biomassa maggot yang palingsedikit dihasilkan oleh media ampas tahu kelompok 12 sebesar 12 gram. Maggottidak tumbuh pada media ampas kelapa kelompok 7 dan 8 karena kadar air terlalutinggi.



2.2 Pembahasan
            Magotmerupakan salah proses biokonversi, dari bahan organik nabati dirubah menjadiorganik hewani dengan kandungan protein cukup tinggi. Magot berasal dari larvainsekta black solder, Hermetia illucens. Insekta ini banyak ditemukan dari daerah tropis hingga subtropis. Ukuran dewasa hidup ditanaman rerumputan dan sari bunga sebagai sumber makanannya (Ng, W.K. and Chen, M.L., 2002). Maggotatau larva black soldier fly memilikitubuh gemuk, sedikit rata dan kecil (1.8 mm), warna putih kekuningan, kepalanyahitam, kulit kasar dan keras. Larva berkembang sampai 6 inch, terakhir berwarnacoklat kemerahan. Larva dewasa sekitar 18 mm dan lebar 6 mm. Maggot adalahpemakan bangkai dan banyak terdapat pada bahan organic yang telah membusuk(Dress dan Jackman, 1999 dalam Sugianto,2007).
            Siklus hidup maggot berawal daritelur, larva, pupa dan menjadi black soldier.Hermetia illucens dalam siklus hidupnya tidak hinggap dalam makanan yang langsung dikonsumsimanusia. Dalam usia dewasa makanan utamanya adalah sari bunga, sedangkan padausia muda makanannya berasal dari cadangan makanan yang ada dalam tubuhnya. Perkembangbiakandilakukan secara seksual, yang betina mengandung telur, kemudian telurdiletakan pada permukaan yang bersih, namun berdekatan dengan sumber makananyang cocok untuk larva. Larva kecil sangat memerlukan banyak makanan untuktumbuh sehingga menjadi pupa. Sumber makanan yang paling disukai nampaknyaadalah PKM yang sudah terfermentasi. Dengan demikian prospek untuk pengembanganmagot sebagai pakan ikan lebih aman adalah Hermetia illucens (Tisna, 2008).
            Magot bisadikembangbiakkan pada  berbagai jenis media.Salah satunya limbah tahu. Salah satu alas an menggunakan ampas tahu selainuntuk mengurangi pencemaran lingkungan, khususnya perairan, pada tepung ampastahu masih terdapat kandungan gizi. Yaitu, protein (23,55 persen), lemak (5,54persen), karbohidrat (26,92 persen), abu (17,03 persen), serat kasar (16,53persen), dan air (10,43 persen).Ketika ampas tahu dipilih untuk dijadikanmedia, diharapkan terjadi transfer energi dari ampas tahu pada maggot yangdihasilkan. Selain itu, sebagai limbah, ampas tahu mudah didapatkan denganharga relatif terjangkau. Hal itu menjadikan teknologi pembiakan maggotmerupakan teknologi yang murah dan mudah diaplikasikan (Somantri, 2008).  Namun dalam pengamatan budididayamaggot ini ampas tahu sebagai media pembudidayaan tidak dapat dijadikan sebagaitempat yang optimal karena hasil yang diperoleh hanya 140 gram, 20 gram dan 12gram yaitu pada kelompok 10, 11, dan 12.
            Budidayamagot pada kelapa sebagai medianya  tidakmenumbuhkan magot. Hal ini disebabkan karena pada media ini kadar air terlalutinggi. Media dalam keadaan basah sehingga magot tidak dapat tumbuh, hidup danberkembang dengan baik. Ampas kelapa sebagai salah satusumber nabati yang berpotensi sebagai pakan ternak, perlu dicoba sebagai campuranpada pakan ikan. Penggunaan ampas kelapa sebagai salah satu komponen dalampakan ikan diharapkan dapat menurunkan jumlah kandungan pakan yang mahal. Ampaskelapa bukan merupakan sumber nabati dengan kandungan protein yang tinggi(Darmadi, 2003).
            Maggot dapat dilakukan dengan mudah yaitu menggunakanmedia limbah bungkil kelapa sawit. Dari 4 Kg bungkil kelapa sawit kering dapatdihasilkan 1 kg daging maggot yang mengandung potein 40%. Caranya adalah membasahi bungkil kelapa sawit dengan air,kemudian disimpan dalam wadah besar dan dibiarkan terbuka selama 3-4 hari. Seranggabuah ke dalam kaleng dan bertelur. Selang dua-sampai tiga pekan berikutnyatelur serangga tersebut memproduksi belatung (maggot). Maggot itu nantinyadikeringkan dan digiling menjadi tepung. Tepung maggot dapat menjadi penggantitepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pakan (Pramono, 2009). Pada percobaanyang dilakukan magot tumbuh baik dengan jumlah biomasaa yang baik pada ampaskelapa sawit ini, hal ini disebabkan oleh kandungan nutrisi media dan kebutuhannutrisi untuk magot tersedia dalam jumlah yang cukup.
            PKM ini merupakan salah satu yangbiasa digunakan dalam ransum untuk ternak, seperti sapi, kuda dan babi. PKM inimudah menjadi tengik, terlebih apabila masih mengandung banyak lemak. Secarakimiawi PKM ini memiliki kandungan protein berkisar 17%, kandungan lisin danmethionin relatif rendah dibandingkan dengan sumber protein nabati lainnya,serat kasar tinggi dan kemungkinan sulit dicerna oleh ikan ((Ng, W.K. and Chen,M.L., 2002).
            Penggunaanberbagai jenis media pada praktikum yang dilakukan dapat memberikan infornasipertumbuhan magot. Pada media yang digunakan magot tumbuh dan berkembang dalamjumlah biomasaa yang paling banyak padamedia dedak kelompok 14 sebesar 580 gram dan biomassa maggot yang palingsedikit dihasilkan oleh media ampas tahu kelompok 12 sebesar 12 gram. Maggottidak tumbuh pada media ampas kelapa kelompok 7 dan 8 karena kadar air terlalutinggi.
            Komposisi proksimat magot cukup sesuai untuk dijadikansebagai makanan ikan. Dilihat dari kandungan proksimatnya mengandung proteinlebih dari 40%, kandungan lemak cukup tinggi dan yang lebih khusus pada magotadalah memiliki enzim dan antimikroba. Sehingga akan mudah dicerna oleh semuajenis ikan dan kemungkinan besar akan meningkatkan daya tahan tubuh pada ikan.
 III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1Kesimpulan
            Maggotdapat tumbuh dan berkembang pada berbagai jenis media seperti tepung pollard,palm kernel meal, bungkil kelapa, dedak. Hasil yang paling banyak mengahasilkanbiomassa maggot adalah media dengan dedak dan maggot tidak tumbuh pada mediayang mengandung kadar air yang tinggi.
3.2 Saran
            Pembudidayaanmagot yang dilakukan sebaiknya menggunakan media lain agar mengetahui bagaimanapertumbuhan dan perkembangan magot pada media yang lain. Sebaiknya dalampembudidayaan magot kadar air harus rendah.

DAFTARPUSTAKA

Darmadi.2003. Konsumsi Oksigen, Kadar Hb Darah,Dan Pertumbuhan Ikan                    Mas,
Cyprinus carpio, Diberi PakanCampuran Ampas Kelapa.             http://jms.fmipa.itb.ac.id/index.php/jms/article/viewFile/168/166[18 April    2010].

Ng, W.K. and Chen, M.L. 2002.Replacement of soybean meal with palm kernel   mealin practical diets for hybrids Asian-Africancatfish. Aquaculture     12:67-76.

Pramono TB. 2009. Perikanan danKelautan. http://aquaculturist-forever.com/        [18 April 2010].

SugiantoDeni. 2007. Pengaruh  tingkat pemberianmaggot terhadap pertumbuhan             danefesiensi pemberian pakan benih ikan gurame (Oshpronemus        gouramy). Skripsi. Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya,             Departemen Budidaya Perairan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,      InstitutPertanian Bogor.

SomantriMaman. 2008. Pakan Ikan. http://pakan-ikan.html. [18 April2010].

Tisna.2008. Produksi Belatung (maggot). http://produksi-belatung-maggot.html. [ 18 April 2010].

Leave a Reply

Silahkan Komen Anda...

Labels